Proyeksi Positif Reksa Dana Saham Hingga Akhir 2023, Menurut BNI Asset Management

Insurance191 Dilihat

batikbagoes.com–BNI Asset Management (BNI-AM) memandang proyeksi reksa dana saham masih cerah hingga akhir tahun 2023, didorong oleh kondisi valuasi yang menarik di pasar modal.

Putut Endro Andanawarih, Direktur Investasi BNI-AM, menyatakan bahwa prospek reksa dana saham tetap prospektif hingga akhir tahun ini. Keadaan koreksi di pasar saham dianggap sebagai momentum yang bagus untuk mengumpulkan saham dengan valuasi yang terjangkau.

Menurutnya, “Harganya sudah murah, murah banget. Harga valuasi saham sudah cukup menarik untuk masuk, karena apa? gara-gara Covid-19, ekonomi kita tetap tumbuh 5 persen.”

BNI-AM fokus pada portofolio reksa dana indeks yang mencakup Indeks IDX Growth30 dan IDX High Dividend 20. Portofolio ini dipilih dengan tujuan mencapai pertumbuhan investasi yang setara dengan kinerja Indeks IDX30 dan IDX High Dividend 20.

Di sisi lain, Putut menjelaskan bahwa reksa dana aktif yang dikelola oleh BNI-AM akan lebih banyak berinvestasi di saham kapitalisasi besar (bigcaps) dan perusahaan transaksional perbankan. Namun, menjelang pemilihan umum (pemilu), portofolio akan lebih banyak diarahkan ke sektor saham konsumer, termasuk consumer staples (sektor yang memproduksi barang-barang untuk kebutuhan harian).

Menurut Putut, pemilihan sektor saham ini didasari oleh antisipasi mendukung momentum pemilu. Sebagai akibatnya, kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan di sektor tersebut diharapkan dapat meningkat.

“Sampai nanti pemilu kita akan banyak di konsumer sama consumer staples. Ke depan bakal pemilu yang diuntungkan siapa? produsen kaos, nasi bungkus, kalau nasi bungkus larinya ke konsumer, jadi BNI-AM mencari saham dari sini untuk reksa dana yang aktif,” ungkapnya.

Proyeksi positif terkait reksa dana saham ini mencerminkan pandangan optimis terhadap pasar modal di Indonesia, di tengah upaya untuk merangsang pertumbuhan investasi dan memanfaatkan peluang yang ada.

READ  Rupiah Melemah dalam Menghadapi Kebijakan Hawkish The Fed: Apakah Pasar RI Tetap Menarik?