cara mendapatkan pahala haji dan umroh – Keberangkatan jamaah haji 2020 terpaksa dibatalkan gara-gara suasana pandemi Covid-19. Di segi lain, pemerintah Arab Saudi terhitung halangi penyelenggaraan ibadah haji tahun ini cuma bagi warga Saudi dan ekspatriat yang berdomisili di Kerajaan Saudi.
Meskipun tidak mampu jalankan ibadah haji th. ini atau terhalang didalam pelaksanaannya, tapi pahala setara bersama dengan berhaji dan umrah selalu mampu didapatkan lewat usaha ibadah-ibadah lainnya. Habib Ahmad Ghozali Assegaf mengatakan, hendaknya umat Muslim selalu meminta sehingga tekad hajinya dicatat oleh Allah. Sehingga, ia selalu meraih pahala haji tersebut, gara-gara sudah meniatkan kebaikan di didalam hati.
Cara Mendapatkan Pahala Haji dan Umroh
Namun demikian, Habib Ahmad menyebutkan bahwa Rasulullah SAW sebenarnya sudah menyatakan beberapa amal ibadah yang jika dikerjakan bersama dengan penuh keikhlasan dan secara baik akan diberikan pahala oleh Allah seperti pahala orang yang jalankan haji dan umrah.
“Pahala berikut berasal dari amalan-amalan yang sangat sederhana, apalagi mampu dikerjakan tiap-tiap hari,” kata Habib Ahmad Ghozali, lewat pesan elektronik kepada Republika.co.id.
Habib Ahmad Ghozali lantas menyebutkan beberapa ibadah gampang yang pahalanya setara bersama dengan pahala haji dan umrah. Pertama, pergi ke masjid untuk jalankan sholat harus berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang nampak dari rumahnya didalam suasana suci (berwudhu) untuk jalankan sholat lima kala di masjid, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji didalam suasana muhrim.”
Habib Ahmad mengatakan, sholat lima kala berjamaah mampu dikerjakan tiap-tiap hari. Dengan demikian, menurutnya, pahala seperti berhaji mampu terbuka luas tiap-tiap harinya.
Kedua, pergi ke masjid untuk studi atau mengajarkan kebaikan. Rasulullah SAW mengatakan, seseorang yang pergi untuk studi kebaikan atau untuk mengajarkan kebaikan di masjid, maka dia terhitung akan meraih pahala seperti orang yang jalankan ibadah haji.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang pergi ke masjid yang dia itu pergi tidak berniat jika untuk studi kebaikan atau dia inginkan mengajarkan kebaikan, maka orang seperti itu akan diberikan pahala seperti pahala orang berhaji secara sempurna.”
Habib Ahmad menjelaskan, yang dimaksud pergi ke masjid itu misalnya untuk studi majelis ilmu, taklim, atau pengajian. Amal demikianlah miliki pahala yang besar.
Ketiga, mengamalkan ibadah bersama dengan cara bertasbih, bertahmid dan bertakbir sebanyak 33 kali sehabis sholat wajib. Suatu hari diceritakan oleh Abu Hurairah ra, bahwa ada beberapa kawan akrab Nabi SAW yang berasal dari kalangan yang tidak mampu atau fakir. Mereka mengeluh kepada Rasulullah SAW gara-gara kalah bersama dengan orang kaya yang ibadahnya lebih banyak daripada mereka.
Mereka berkata, “Ya Rasulullah, para kawan akrab kami yang kaya itu mereka pergi membawa derajat yang agung dan nikmat yang banyak dari Allah bersama dengan hartanya itu. Mereka sholat seperti kami terhitung sholat, mereka puasa seperti kami terhitung puasa. Tetapi mereka membawa sisa harta yang mereka mampu haji dengannya. Mereka terhitung mampu umrah dan berjihad, dan bersedekah bersama dengan harta itu. Sementara kami yang miskin tidak bisa.”
Rasulullah SAW lantas mengemukakan amalan untuk menutupi kekurangan para sahabat-sahabat Rasulullah tersebut. Rasulullah SAW lantas bersabda, “Apakah kalian inginkan aku jelaskan perihal sebuah perkara yang jika kalian jalankan itu kalian akan menggapai derajat orang-orang sebelum saat kalian dan kalian tidak akan dulu diikuti/dikejar oleh orang-orang sehabis kalian bersama dengan amalan itu. Kalian memadai bertasbih, bertahmid (membaca Alhamdulillah), bertakbir (membaca Allahuakbar), sehabis sholat lima kala 33 kali.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari didalam kitab shahih.
Dengan demikian, Habib Ahmad menyatakan bahwa amalan itu sangat besar pahalanya seperti jalankan ibadah haji dan umrah, seperti berjihad dan bersedekah. Oleh gara-gara itu, ia mengajak sehingga Muslim tidak dulu meninggalkan amalan dzikir didalam kala yang sangat singkat, tapi pahalanya luar biasa di segi Allah SWT.
Keempat, sholat Subuh berjamaah lantas menanti terbit matahari sambil berzikir dan jalankan sholat dua rakaat sehabis waktunya tiba. Habib Ahmad mengatakan, seseorang yang pergi ke masjid untuk jalankan sholat subuh lantas beri’tikaf di masjid hingga menanti matahari terbit, lantas jalankan sholat dua rakaat atau disebut sholat Isyroq.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang jalankan sholat subuh secara berjamaah, lantas dia duduk di tempatnya sholat, berdzikir dan jalankan amal kebaikan hingga terbit matahari, lantas sehabis itu dia sholat dua rakaat, maka dia jalankan sholat dua rakaat itu dia meraih pahala seperti pahala haji dan umrah.” Bahkan didalam riwayat yang lain, disebutkan orang berikut akan meraih pahala haji dan umrah yang sempurna.
Habib Ahmad menjelaskan, bahwa didalam i’tikaf itu diisi bersama dengan kesibukan seperti mengikuti kajian, membaca Alquran atau berdzikir. Sementara itu, ia terhitung menyatakan perihal kala dari pelaksanaan sholat Isyroq.
Menurutnya, sholat Isyroq dikerjakan bukan disaat terbit matahari. Karena disaat terbit matahari, haram untuk jalankan sholat. Karena itu, ia menyatakan bahwa sholat Isyroq dikerjakan disaat matahari sudah naik setinggi tombak atau empat derajat menurut para ulama.
“Kebolehan untuk jalankan sholat sehabis terbit matahari adalah disaat tidak cukup lebih 16 menit sehabis terbit matahari. Baik itu sholat Iysroq atau sholat Dhuha,” lanjutnya.
Kelima, berbakti kepada orang tua. Suatu disaat berkunjung seorang lelaki kepada Rasulullah SAW, dia menyatakan bahwa dia inginkan sekali berjihad, tapi dirinya tidak mampu. Habib Ahmad mengatakan, barangkali terdapat udzur dari orang tersebut, sehingga tidak mampu pergi berjihad.
Lalu, Rasulullah SAW menanyakan apakah ada orang tuanya yang tetap hidup. Lelaki berikut menjawab, “Ada ya Rasulullah, ibuku.”
Rasulullah SAW lantas berkata, “Kalau demikian, maka berbaktilah kepada ibumu itu, jika engkau jalankan itu berbakti kepada ibu atau ayahmu atau keduanya yang tetap hidup, maka baktimu itu adalah seperti engkau jalankan haji dan umrah dan berjihad di jalur Allah.”
Selain lima amalan tersebut, Habib Ahmad terhitung menyebutkan soal amalan yang terhitung mampu memberikan pahala seperti haji. Namun, amalan ini sebenarnya agak sulit dilakukan.
Amalan berikut di antaranya adalah jalankan ibadah umrah di bulan Ramadhan. Habib Ahmad mengatakan, seseorang yang jalankan umrah di bulan Ramadhan akan meraih pahala seperti pahala orang yang berhaji. Dalam sebuah riwayat dikatakan, seperti berhaji bersama dengan Rasulullah SAW.
Selanjutnya, amalan lainnya yakni jalankan sholat di Masjid Quba. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang bersuci di rumahnya, lantas dia berkunjung ke Masjid Quba (sekitar 3 km dari madinah), lantas dia sholat di dalamnya (sholat apa saja), maka orang yang melaksanakannya seperti jalankan umrah.” Dengan demikian, pahala setara bersama dengan berhaji selalu mampu didapatkan walaupun di sedang suasana pandemi ini, umat Muslim tidak mampu jalankan ibadah haji.